Ticker

6/recent/ticker-posts

Korelasi Pendidikan Karakter dengan Budaya Lokal

Korelasi Pendidikan Karakter dengan Budaya Lokal


Karya : Ocih Asrudin

Dalam kehidupanya, manusia sebagai makhluk berakal dan berbudaya, selalu berupaya untuk mengadakan  perubahan-perubahan (Revolusi/Evolusi), melalui pendidikan yang diselaraskan dengan budayanya masing-masing. agar semua itu bisa direalisasikan dengan sempurna maka antara pendidikan dan kebudayaan harus mempunyai hubungan yang baik dimana satu sama lain harus saling berkesinambungan.

Budaya merupakan manifestasi akal manusia yang tercipta melalui proses pemikiran dan tindakan yang dilalukan secara terus-menerus. Sedangkan menurut Koenjtaraningrat (1996), budaya adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Maka Dalam pengertian tersebut perlu adanya pendidikan, agar budaya lokal mendarah daging bagi identitas bangsa, dimana kebudayaan bukan hanya dilihat dari sisi fisiknnya saja sebagai suatu bentuk yang memiliki nilai estetika, lebih dari itu adalah nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya.

Dewasa ini, jaman telah semakin berkembang, bahkan perkembangan pun tidak lagi bisa dibendung oleh manusia itu sendiri. Akibatnya, banyak budaya yang masuk ke negeri kita, Indonesia dengan bebasnya. Dari budaya-budaya yang masuk tersebut tentunya sangat mempengarui budaya asli Indonesia itu sendiri. bahkan budaya asing ini mengancam keberadaan budaya kita, karena pada umumnya budaya ini tidak sesuai dengan budaya asli Indonesia yang merupaakan budaya ketimuran. Akibatnya, masyarakat Indonesia kini berperilaku jauh keluar dari pakem budaya ketimuran contohnya adalah budaya dari barat, seperti pakaian seksi, gaya hidup yang bebas, budaya pesta tanpa batas dan masih banyak lagi. Dari pernyataan tersebut, maka disinilah peran penting pendidikan sebagai batasan, agar budaya asli Indonesia tidak luntur oleh maraknya budaya asing yang masuk ke negeri kita.

Menurut DR.Sahiq Sama’an dalam Al-Syaibani (1979), pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik-pendidik dan filosofis untuk menerangkan, menyelaraskan, mengecam dan merubah proses pendidikan dengan persoalan-persoalan kebudayaan dan unsur-unsur yang bertentangan di dalamnya.

Dilihat dari sudut pandang individu/personal, pendidikan merupakan usaha untuk memelihara dan menghubungkan potensi individu. adapun dilihat dari sudut pandang kolektif/kemasyarakatan, pendidikan merupakan usaha pewarisan nilai-nilai budaya dari generasi dahulu kegenerasi yang akan datang, agar nilai-nilai tersebut tetap terjaga dan terpelihara. Maka sudah jelas bahwa pendidikan dan kebudayan memiliki hubungan yang erat bagaikan asam di gunung dan garam di laut,  keduanya saling mendukung dan berkesinambungan satu sama lain.

Dalam konteks ini dapat dilihat hubungan antara pendidikan dan kebudayaan serta karakter suatu masyarakat betapapun sederhananya masyarakat tersebut. Hubungan ini tentunya akan tercipta bila para pendukung nilai tersebut dapat melukiskanya kepada generasi mudanya sebagai generasi penerus. Untuk mentransfer nilai-nilai budaya tersebut metode yang paling efektif adalah melalui peroses pendidikan. Dalam masyarakat modern proses pendidikan tersebut didasarkan pada program pendidikan secara formal. Oleh sebab itu,dalam penyelenggaraanya dibentuk kelembagaan formal.

Sebagaimana yang dikemukakan  Hasan langgulung bahwa pendidikan mencakup dua kepentingan utama, yaitu pengembangan potensi individu, dan pewaris nilai-nilai budaya. Maka sudah jelasa sekali bahwa kedua hal tersebut pendidikan dan kebudayaan memiliki hubungan yang sangat erat dalam pandangan hidup suatu masyarakat atau suatu bangsa itu sendiri, kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena saling membutuhkan satu sama lainya.

Dari pendapat tersebut dapat kita analogikan bahwa hubungan pendidikan dapat dilihat dari dua sudut pandang, sudut pandang pertama yaitu dari sudut pandang individu, pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan potensi idividu itu sendiri, dan dari sudut pandang kemasyarakatan, pendidikan merupakan metode pewaris nilai-nilai budaya. 

Masyarakat sebagai makhluk berbudaya pada hakikatnya adalah pencipta budya itu sendiri, budaya itu kemudian diwariskan melalui proses pendidikan agar mendarah daging  pada identitas suatu bangsa.


Posting Komentar

0 Komentar