Ticker

6/recent/ticker-posts

Mumule Budaya Urang Sunda bagi Warga Milenial


Mumule
 Budaya Urang Sunda bagi Warga Milenial

Oleh: Fakhri A'ung

Dewasa ini, masyarakat modern seringkali didapat adanya transisi budaya, baik itu tradisi, kegiatan sehari-hari, Bahasa dan lain sebagainya. Pergeseran/transisi budaya muncul karena sebuah wilayah mengalami hal yang pesat dalam bidang teknologi dan pemikiran. Terkadang budaya dari luar daerah tersebut terhegemoni menjadi akulturasi, bahkan kadang proses akulturasi budaya seringkali dimanfaatkan untuk menggeser penuh sebuah budaya pada daerah tersebut menjadi hilang di hati setiap individu. Budaya merupakan sebuah disiplin ilmu yang sangat penting untuk lebih mengenalkan sebuah daerah kepada daerah lain. Budaya juga sama pentingnya dengan ilmu filsafat bahkan ada yang mengatakan bahwa ilmu budaya lebih tinggi dari sebuah filsafat, karena budaya membicarakan seluk beluk sebuah kejadian sedangkan filsafat membicarakan bagaimana seluk beluk tersebut terjadi. Tanpa adanya budaya, sebuah wilayah akan dianggap mundur, sebab sebuah wilayah tersebut mudah sekali terinterfensi oleh jajahan budaya luar. Maka dipandang perlu sebuah daerah mempertahankan sebuah budayanya, atau mengakulturasi budayanya di sebuah kehidupan modern.

Orang sunda memiliki sebuah kebiasaan yang menjadikan ciri khas bagi mereka, budaya orang sunda yang dipertahankan dari generasi ke generasi menjadikan orang sunda dikenal di banyak daerah, dan  Bahasa merupakan salah satu kebudayaan yang dipelihara oleh orang sunda. Dikutip dari  nasional.tempo.co[1] Bahasa sunda merupakan Bahasa nomer dua di indonesia yang paling banyak dinikmati, yaitu sebanyak 34 juta penutur dari 726 bahasa daerah yang ada di Indonesia. Bahasa merupakan jati diri sebuah bangsa, maka jika Bahasa tersebut hilang, maka hilang pula sebuah bangsa tersebut. Karena sejatinya Bahasa merupakan penguatan terciptanya disiplin-disiplin ilmu, sebab dengan adanya Bahasa, sebuah komunikasi akan berjalan, kita bias mewariskan sebuah ilmu kepada generasi selanjutnya adalah dengan sebuah Bahasa. Banyak sekali orang sunda yang mulai meninggalkan Bahasa mereka sendiri, seperti Bahasa sunda buhun, atau Bahasa sunda lemes. Kita sering melihat banyak sekali orang yang memakai Bahasa sunda dengan Bahasa sunda kasar, meskipun dalam setiap daerah ada berbagai macam jenis bahasa sunda. Setidaknya, daerah-daerah seperti Bandung dan sekitarnya mulai menggunakan Bahasa sunda yang kasar. Karena dalam Bahasa sunda, setiap bahasanya diatur berdasarkan umur, seperti kata makan, untuk bicara dengan orang yang lebih tua dari kita, hendaknya menggunakan Bahasa “tuang” kepada sesame atau orang yang sepantaran dengan kita yaitu “neda atau dahar” sedangkan dengan orang yang lebih muda dari kita yaitu “emam” ada juga Bahasa kasarnya, yaitu “ngalebok”biasanya digunakan dengan orang yang sudah sangat dekat dengan kita, dengan pertimbangan orang tersebut tidak akan marah ketika kita berbicara seperti itu.

Orang sunda juga dikenal dengan sikapnya yang ramah dan sopan, bias dilihat dari cara mereka berbicara atau meminta izin ketika ingin melewati kerumunan orang yang sedang berkumpul dengan kata “punten” dan terkadang dalam berbicara suka memekai imbuhan “teh, mah, da, euy sok” menunjukkan Bahasa orang sunda ramah dalam berbicara. Orang sunda juga kesulitan membedakan huruf ‘F’ dan ‘P’. seperti sebuah lawakan “Kata siapa orang sunda ga bisa ngomong ‘F’? Pitnah!” hal ini dikarenakan bahwa dalam aksara sunda (Kagangan) zaman dahulu tidak dikenali huruf F atau V, dan hal ini menjadi kebiasaan turun temurun. Selanjutnya orang sunda juga dikenal sangat agamis dalam menjalankan ibadahnya. Kebanyakan agama yang dianut oleh orang sunda adalah agama islam, ada pepatah mengatakan bahwa orang Islam adalah sunda, dan Orang sunda sudah pasti islam “Islam teh sunda, Sunda teh Islam”. Hal ini karena orang sunda pada zaman dahulu menyambut ramah ketika Islam dating ke Nusantara, karena dalam ajaran Islam banyak sekali hal yang dapat diakulturasikan dengan budaya orang sunda tersebut. 

Kebiasaan jelek yang seringkali dibawa hingga di zaman sekarang adalah penyebutan kata anj*ng dan gobl*k ketika berbicara. Ada yang berpendapat bahwa dengan seseorang berbicara kata tersebut maka dipastikan orang tersebut memiliki kedekatan emosial yang sangat tinggi, karena Bahasa anj*ng merupakan sebuah Bahasa kemesraan, kata mereka yang seringkali mengatakan Bahasa tersebut. Ada juga nama yang selalu digunakan oleh orang sunda sehingga menjadi ciri khas sebagai orang sunda itu sendiri, seperti Asep, Agus, Aceng dll.

Budaya merupakan pilar yang harus dijaga, budaya juga banyak cabangnya, salah satunya Bahasa. Bahasa merupakan jati diri sebuah daerah, dengan adanya Bahasa dalam sebuah bangsa, maka bangsa tersebut hidup, sebaliknya jika dalam sebuah Bahasa tersebut lenyap, maka lenyap pula sebuah bangsa tersebut. Kebiasaan orang sunda memiliki ciri khas yang unik sehingga mereka masih bisa mempertahankan budaya urang sunda hingga saat ini.


[1] https://nasional.tempo.co/read/435218/3-bahasa-terpopuler-di-indonesia/full&view=ok Diakses pada hari Selasa, 05 Oktober 2020 pukul 16:58

Posting Komentar

0 Komentar