Ticker

6/recent/ticker-posts

Stagnasi Kualitas Diri Mahasiswa di Masa Transisi


 Oleh : Ghina Mahdiyah Ramdhani (KOPRI PMII Rayon Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Cabang Kota Bandung)

Mahasiswa adalah orang yang sedang belajar atau menempuh pendidikan dan terdaftar di perguruan tinggi. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Sedangkan menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun. Tentunya mahasiswa merupakan calon-calon intelektual dan cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang seringkali syarat dengan berbagai predikat.

Secara umum peran dan fungsi mahasiswa ada lima, yaitu sebagai agent of change, agent of social control, moral force, guardian of value, dan iron stock. Untuk memenuhi fungsi dan peran tersebut, tidak hanya dengan pengalaman, mahasiswa juga memerlukan intelektual yang memadai.

Bagaimana seorang mahasiswa mampu untuk memenuhi perannya sebagai agent of change, sebagai agen perubahan dan penyambung lidah masyarakat dengan pemerintah apabila dirinya tidak memiliki ilmu pengetahuan yang cukup? Bagaimana seorang mahasiswa mampu untuk menjadi agent of social control apabila dirinya tidak bisa membaca lingkungannya? Bagaimana seorang mahasiswa mampu memenuhi perannya sebagai moral force dan guardian of value untuk menjaga nilai luhur bangsa ini apabila kualitas dirinya rendah? Bagaimana seorang mahasiswa bisa menjadi penerus bangsa yang maju apabila tidak mau memajukan kualitas dirinya terlebih dahulu?

Mahasiswa tidak semata-mata belajar untuk memeroleh ijazah, lebih dari itu mahasiswa sudah memiliki peran dan fungsinya sendiri. Membaca merupakan salah satu cara dan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas intelektual. Terlebih sebagai mahasiswa yang memiliki peran dan fungsinya, membaca menjadi keharusan dan kebiasaan bagi dirinya. Membaca yang dimaksud tidak hanya membaca buku-buku, tetapi juga membaca situasi, kondisi, dan lingkungan sekitarnya.

Sebuah riset dari World’s Most Literature Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada 2016, Indonesia dinyatakan menempati urutan ke-60 dari 61 negara mengenai rendahnya minat baca. Di antara yang mungkin menjadi penyebabnya, yaitu generasi yang serba instan, penggunaan gadget yang kurang terkontrol, pengaruh media sosial, kurangnya dorongan untuk membiasakan membaca, sarana atau media baca yang minim, pengaruh terlalu banyak game, dan lain-lain.

Begitu pula kondisi mayoritas mahasiswa baik di Indonesia maupun di lingkungan kampus pada saat ini lebih banyak memilih untuk membaca caption atau unggahan-unggahan media sosial yang berisi gurauan, candaan, dan unggahan iseng daripada membaca tulisan yang bersifat pengetahuan, buku, maupun lingkungan sekitarnya. Mahasiswa yang cenderung masih dalam usia muda dan usia produktif menjadi overthink dan tidak produktif. Kualitas diri mahasiswa pun akhirnya menurun.

Contoh lainnya, di antara anggota PMII Rayon Fakultas Adab dan Humaniora sebagian besar di antaranya tidak membaca buku tentang disiplin ilmu tertentu dengan keinginan sendiri atau secara sengaja–bukan merupakan tuntutan tugas kuliah–selama 1 bulan terakhir. Mereka lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berleha-leha, bermain game, bermain media sosial, jalan-jalan berkedok stres dan healing. Mereka seakan lupa pada peran dan fungsinya sebagai mahasiswa. Jangan sampai mereka juga lupa terhadap tanggung jawabnya kepada orang tua untuk menyelesaikan kewajibannya sebagai mahasiswa di kampus, yaitu kuliah.

Selain membaca, sebagian besar anggota PMII Rayon Fakultas Adab dan Humaniora juga kurang berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh organisasi, khususnya yang diadakan oleh pengurus rayon. Kegiatan-kegiatan berbasis intelektual seperti diskusi, kegiatan kaderisasi, sekolah-sekolah, dan lain-lain, tidak lagi menarik minat para anggota.

Upaya yang dapat dilakukan untuk memantik kembali semangat intelektual mahasiswa, di antaranya dengan membuka misbar (gerimis bubar). Sebuah kegiatan dimana membuka stan buku dan membaca buku bersama serta berdiskusi seputar hasil bacaannya. Buku yang disediakan pun harus bervariasi, dari buku dengan muatan ringan hingga yang cukup berat. Dengan begitu mahasiswa yang awam pun akan tertarik sedikit demi sedikit untuk membaca jika dimulai dari bacaan bermuatan ringan.

Selain itu memberikan apresiasi terhadap mahasiswa yang telah membaca buku juga perlu dilakukan agar tetap konsisten membaca dengan memberi ruang diskusi sebagai pemantik atau menyediakan ruang kepenulisan untuk dipublikasi.

Jika upaya di atas dijalankan secara konsisten, maka bukan hal yang tidak mungkin kalau membaca bisa menjadi sebuah kebiasaan dan mahasiswa dapat meningkatkan kualitas intelektual dirinya. Semakin mahasiswa memiliki kualitas yang tinggi, maka akan semakin kuat ketertarikannya dan memiliki kesadaran diri untuk mengikuti kegiatan-kegiatan berbasis intelektual lainnya karena terus merasa haus pengetahuan. Dalam hal ini, anggota PMII Rayon Fakultas Adab dan Humaniora akan merasa bertanggung jawab atas dirinya dan merasa butuh terhadap kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh organisasi, khususnya pengurus rayon.

 


REFERENSI

Devega, E. (2017, Oktober 10). Teknologi Masyarakat Indonesia: Malas Baca Tapi Cerewet di Medsos. Diambil kembali dari KOMINFO: https://www.kominfo.go.id/content/detail/10862/teknologi-masyarakat-indonesia-malas-baca-tapi-cerewet-di-medsos/0/sorotan_media

Fa'izah, A. Z. (2021, Februari 10). 5 Peran dan Fungsi Mahasiswa dalam Masyarakat, Generasi Penerus di Masa Depan. Diambil kembali dari Merdeka: https://www.merdeka.com/trending/5-peran-dan-fungsi-mahasiswa-dalam-masyarakat-generasi-penerus-di-masa-depan-kln.html

N, S. (2014, November 2). Kenali Pengertian Mahasiswa dan Menurut Para Ahli. Diambil kembali dari Pengertian Apapun: http://www.pengertianku.net/2014/11/kenali-pengertian-mahasiswa-dan-menurut-para-ahli.html

Yuningsih, N. (2019, Desember 8). Rendahnya Minat Baca pada Mahasiswa. Diambil kembali dari Kompasiana: https://www.kompasiana.com/niningyuningsih/5dec896a097f3638d916f112/rendahnya-minat-baca-pada-mahasiswa



Posting Komentar

0 Komentar